Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

            Satuan terkecil aktivitas produksi dalam sebuah pabrik manufaktur adalah stasion kerja. Di dalamnya ada satu operator, satu mesin, meja kerja, tempat bahan baku, rak alat bantu, alat penanganan bahan/material dan ruang gerak operator serta tempat barang jadi hasil pekerjaan stasion kerja tersebut. Pada tempat inilah terjadi interaksi antara manusia dengan mesin, beserta perlengkapan kerja lainnya.

            Manusia bekerja sambil membawa sifat – sifat fisik, kejiwaan dan proses berfikirnya. Sedangkan mesin beserta benda – benda mati lainnya telah dirancang untuk menjadi alat bantu bagi manusia dalam mewujudkan hasil kerjanya. Dengan kesadaran inilah, berkembang suatu bidang kajian berupa analisis perancangan kerja dan ergonomi, yang bertujuan untuk mencapai/mendapatkan rancangan sistem kerja antara manusia dan mesin plusperlengkapan lainnya pada sebuah stasion kerja dengan pengerahan sumber daya minimal dan hasil/output maksimal.

1.      Masukkan Untuk Stasion Kerja

Ada beberapa sumber daya yang menjadi masukkan bagi stasion kerja, yaitu :

·   Waktu
·   Energi operator
·   Energi untuk mesin
·   Kekuatan mental operator
·   Keandalan mesin
·   Pencahayaan
·  Daya pikir operator
·   Tata letak mesin dan peralatan lainnya.

Analisis perancangan kerja dan ergonomi memfokuskan perhatian pada faktor manusia dengan mempertimbangkan faktor – faktor lainnya.

Pada tahap awal analisis, tiga beban kerja yang dialami operator ketika sedang bekerja di ukur yaitu :
·    Beban waktu (berapa lama ia menyelesaikan satu unit output)
·   Beban fisiologis (berapa kalori energi yang dihabiskan per satu unit output) dan
·   Beban psikologis (berapa besar beban mental yang diterima selama mengerjakan satu unit output), yang dalam hal ini merupakan gabungan antara daya pikir, kekuatan mental dan hubungan sosial operator.

2.      Waktu Baku

Beban waktu dapat mewakili beban – beban lainnya dengan asumsi bahwa lamban atau cekatannya operator bekerja dipengaruhi oleh kekuatan fisiknya (fisiologis), kekuatan mentalnya (psikologis) dan faktor lingkungan peralatan yang digunakan.

Apabila tata letak mesin dan perlengkapan lain pada sebuah stasion kerja sudah baik. Demikian pula pencahayaan ruangan sudah baik. Dan tipe operator adalah orang dengan keterampilan rata – rata., maka waktu yang doperlukan oleh operator tersebut untuk menyelesaikan satu unit output/produk disebut dengan waktu baku. 

Jadi, waktu baku adalah beban waktu yang terjadi dari sebuahj sistem kerja yang baku, artinya yang sudah dirancang dengan sebaik mungkin.

3.      Analisis Gerakan Kerja

Jika seorang pekerja tambang perawakan pendek dan kurus lalu ia menggunakan sekop yang besar, berat dan panjang untuk memindahkan batu bara dalam lorri, apa yang akan terjadi ? Bandingkan dengan situasi bila sekopnya pendek sesuai badannya, dan relatif lebih ringan bagi dia ? Apa perbedaan hasil kerjanya ?

Sekarang perhatikan siruasi anda dengankursi dan meja belajar anda. Buku – buku anda letakkan jauh dari kursi anda. Meja yang anda pakai terlalu rendah, relatif terhadap tinggi kursi. Apabila tinggi badan anda, misalnya 168 cm. Maka anda terlalu merunduk ketika belajar dan cepat pegal. Demikian pula setiap anda perlu buku, anda harus beranjak dari kursi, bolak – balik.

Dari kedua ilustrasi diatas tampak adanya gerakan – gerakan ketika bekerja, yang berbeda. Dan waktu maupun kelelahan yang dialami berbeda pula.

Disini jelas ada hubungan antara rancangan alat, tata letak peralatan dengan gerakan – gerakan kerja yang “ terpaksa “ dilakukan operator mengikuti rancangan alat dan tata letak tadi.

4.      Peranan Waktu Baku

Waktu baku yang diukur dengan baik, yakni setelah rancangan alat, tata letak ruangan, pencahayaan ruangan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan – gerakan yang ekonomis (kelelahan minimal), akan meningkatkan motivasi operator dalam bekerja. Dengan diketahui waktu baku, maka akan diperoleh hal – hal sebagai berikut :

·   Bisa dihitung jumlah mesin yang dipergunakan untuk menyelesaikan sejumlah permintaan     dalam 
    periode produksi tertentu.
·  Bisa dihitung jumlah operator
·   Bisa dirancang materi dan metoda – metoda pelatihan bagi operator
·   Bisa ditentukan jadwal produksi
·   Bisa disusun sistem bonus/upah perangsang
·   Bisa menjadi acuan prestasi kerja operator
·   Bisa ditaksir ongkos produksi

Tampak bahwa waktu baku banyak sekali manfaatnya. Dengan penelitian yang terus menerus, maka efesiensi stasion kerja bisa dicapai lewat analisis perancangan kerja dan ergonomi. Apabila setiap stasion kerja sudah efisien maka akan mudah mencapai efisiensi antar stasion kerja.

5.      Peta – Peta Kerja

Peta – peta kerja adalah alat analisis yang lazim digunakan pada analisis perancangan kerja dan ergonomi. Peta – peta ini meliputi :

·     Peta tangan kanan – tangan kiri
·     Peta proses operasi
·    Peta aliran proses

a)      Peta tangan kanan – tangan kiri

Peta ini digunakan untuk menganalisis pekerjaan yang dilaksanakan operator pada sebuah stasion kerja. Peta ini mengambarkan bagaimana tangan kanan dan kiri operator. Berikut adalah contoh gambar peta tangan kanan – tangan kiri.

Peta Tangan Kanan - Tangan Kiri

Komponen tinggal diambil dari jarak dekat dan ditempelkan di roda gerinda. Sedangkan lubang jatuh membuat penanganan barang jadi lebih mudah. Di sini roda gerinda menjadi dua, sehingga kedua tangan sama – sama bekerja secara paralel, sekali operasi dua komponen sekaligus bisa di gerinda.

b)      Peta proses operasi

Peta ini memberi informasi tentang proses apa dilaksanakan untuk komponen apa. Kemudian mesin apa yang dipakai dan berapa lama waktu setiap proses. Berikut adalah contoh peta proses operasi pemuatan sebuah kran kendali debit air.

Peta Proses Operasi


c)      Peta aliran proses

Peta ini menggambarkan segenap aktifitas yang terlibat di dalam sebuah proses. Ia serupa dengan peta proses operasi, kecuali rinciannya yang lebih banyak karena mencakup juga gerakan – gerakan transportasi dan delay disamping operasi, inspeksi dan penyimpanan. Tujuan peta ini adalah untuk diteliti setiap aktifitas/gerakan dalam proses itu. Sebagai contoh perhatikan dua peta aliran proses, yang satu memetakan proses pembuatan kue “enak” saat ini, dan yang satu lagi adalah peta usulan perbaikan, yang menggambarkan cara kerja yang lebih efisien.

Peta Aliran Proses

Terlihat pengurangan langkah dari 12 menjadi 8, tanpa mengurangi hasil kerja baik dari segi waktu, jumlah barang dan sebagainya.